Data kronologis melengkapi tulisan tentang PKI PKI: TAHUN 1945 s/d 1965
A. KRONOLOGIS
1. Tanggal 8 Oktober 1945: Gerakan Bawah Tanah PKI membentuk API
(Angkatan Pemuda Indonesia) dan AMRI (Angkatan Muda Republik Indonesia).
2. Medio Oktober 1945: AMRI Slawi pimpinan Sakirman dan AMRI Talang
pimpinan Kutil meneror, menangkap, dan membunuh sejumlah Pejabat
Pemerintah di Tegal.
3. Tanggal 17 Oktober 1945: Tokoh Komunis Banten Ce’ Mamat yg
terpilih sebagai Ketua KNI (Komite Nasional Indonesia) membentuk DPRS
(Dewan Pemerintahan Rakyat Serang) dan merebut pemerintahan Keresidenan
Banten melalui teror dengan kekuatan massanya.
4. Tanggal 18 Oktober 1945: Badan Direktorium Dewan Pusat yg dipimpin
Tokoh Komunis Tangerang, Ahmad Khoirun, membentuk laskar yang diberi
nama Ubel-Ubel dan mengambil alih kekuasaan pemerintahan Tangerang dari
Bupati Agus Padmanegara.
5. Tanggal 21 Oktober 1945: PKI dibangun kembali secara terbuka.
6. Tanggal 4 November 1945: API dan AMRI menyerbu Kantor Pemda Tegal
dan Markas TKR, tapi gagal. Lalu membentuk Gabungan Badan Perjuangan
Tiga Daerah untuk merebut kekuasaan di Keresidenan Pekalongan yg
meliputi Brebes, Tegal, dan Pemalang.
7. Tanggal 9 Desember 1945: PKI Banten pimpinan Ce’ Mamat menculik
dan membunuh Bupati Lebak R. Hardiwinangun di Jembatan Sungai Cimancak.
8. Tanggal 12 Desember 1945: Ubel-Ubel Mauk yg dinamakan Laskar Hitam
di bawah pimpinan Usman membunuh Tokoh Nasional Otto Iskandar Dinata.
9. Tanggal 12 Februari 1946: PKI Cirebon di bawah pimpinan Mr.Yoesoef
dan Mr.Soeprapto membentuk Laskar Merah merebut kekuasaan Kota Cirebon
dan melucuti TRI.
10. Tanggal 14 Februari 1946: TRI merebut kembali Kota Cirebon dari PKI.
11. Tanggal 3 - 9 Maret 1946: PKI Langkat – Sumatera di bawah
pimpinan Usman Parinduri dan Marwan dengan gerakan massa atas nama
revolusi sosial menyerbu Istana Sultan Langkat Darul Aman di Tanjung
Pura, membunuh Sultan bersama keluarganya, dan menjarah harta
kekayaannya.
12. Tahun 1947: Kader PKI Amir Syarifuddin Harahap berhasil jadi PM Republik Indonesia dan membentuk kabinet.
13. Tanggal 17 Januari 1948: PM Amir Syarifuddin Harahap menggelar Perjanjian Renville dengan Belanda.
14. Tanggal 23 Januari 1948: Presiden Soekarno membubarkan Kabinet PM
Amir Syarifuddin Harahap dan menunjuk Wapres M Hatta untuk membentuk
Kabinet baru.
15. Bulan Januari 1948: PKI membentuk FDR (Front Demokrasi Rakyat) yg
dipimpin oleh Amir Syarifuddin untuk beroposisi terhadap Kabinet Hatta.
16. Tanggal 29 Mei 1948: M. Hatta melakukan ReRa (Reorganisasi dan
Rasionalisasi) terhadap TNI dan PNS untuk dibersihkan dari unsur-unsur
PKI.
17. Bulan Mei 1948: Muso pulang kembali dari Moskow – Rusia setelah 12 (dua belas) tahun tinggal disana.
18. Tanggal 23 Juni – 18 Juli 1948: PKI Klaten melalui SARBUPRI
(Serikat Buruh Perkebunan Republik Indonesia) melakukan pemogokan massal
untuk merongrong Pemerintah RI.
19. Tanggal 11 Agustus 1948: Muso memimpin FDR / PKI dan merekonstruksi Politbiro PKI, termasuk DN Aidit, MH Lukman, dan Nyoto.
20. Tanggal 13 Agustus 1948: Muso yg bertemu Presiden Soekarno
diminta untuk memperkuat Perjuangan Revolusi. Namun dijawab bahwa dia
pulang untuk menertibkan keadaan, yaitu untuk membangun dan memajukan
FDR / PKI.
21. Tanggal 19 Agustus 1948: PKI Surakarta membuat KERUSUHAN membakar pameran HUT RI ke-3 di Sriwedari – Surakarta, Jawa Tengah.
22. Tanggal 26 – 27 Agustus 1948: Konferensi PKI
23. Tanggal 31 Agustus 1948: FDR dibubarkan, lalu Partai Buruh dan Partai Sosialis berfusi ke PKI.
24. Tanggal 5 September 1948: Muso dan PKI-nya menyerukan RI agar berkiblat ke UNI SOVIET.
25. Tanggal 10 September 1948: Gubernur Jawa Timur RM Ario Soerjo dan
dua perwira polisi dicegat massa PKI di Kedunggalar – Ngawi dan
dibunuh, serta jenazahnya dibuang di dalam hutan.
26. Medio September 1948: Dr. Moewardi yang bertugas di Rumah Sakit
Solo dan sering menentang PKI diculik dan dibunuh oleh PKI, begitu juga
Kol. Marhadi diculik dan dibunuh oleh PKI di Madiun, kini namanya jadi
nama Monumen di alun-alun Kota Madiun.
27. Tanggal 13 September 1948: Bentrok antara TNI pro pemerintah dengan unsur TNI pro PKI di Solo.
28. Tanggal 17 September 1948: PKI menculik para Kyai Pesantren
Takeran di Magetan. KH Sulaiman Zuhdi Affandi digelandang secara keji
oleh PKI dan dikubur hidup-hidup di sumur pembantaian Desa Koco,
Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Di sumur tersebut ditemukan 108
(seratus delapan) kerangka jenazah korban kebiadaban PKI. Selain itu,
ratusan orang ditangkap dan dibantai PKI di Pabrik Gula Gorang Gareng.
29. Tanggal 18 September 1948: Kolonel Djokosujono dan Sumarsono
mendeklarasikan NEGARA REPUBLIK SOVIET INDONESIA dengan Muso sebagai
Presiden dan Amir Syarifuddin Harahap sebagai Perdana Menteri.
30. Tanggal 19 September 1948: Soekarno menyerukan rakyat Indonesia
untuk memilih Muso atau Soekarno – Hatta. Akhirnya, pecah perang di
Madiun: Divisi I Siliwangi pimpinan Kol. Soengkono menyerang PKI dari
Timur dan Divisi II pimpinan Kol. Gatot Soebroto menyerang PKI dari
Barat
31. Tanggal 19 September 1948: PKI merebut Madiun, lalu menguasai
Magetan, Ponorogo, Pacitan, Trenggalek, Ngawi, Purwantoro, Sukoharjo,
Wonogiri, Purwodadi, Kudus, Pati, Blora, Rembang, dan Cepu, serta
kota-kota lainnya.
32. Tanggal 20 September 1948: PKI Madiun menangkap 20 orang polisi dan menyiksa serta membantainya.
33. Tanggal 21 September 1948: PKI Blitar menculik dan menyembelih
Bupati Blora Mr.Iskandar dan Camat Margorojo – Pati Oetoro, bersama tiga
orang lainnya, yaitu Dr.Susanto, Abu Umar, dan Gunandar, lalu
jenazahnya dibuang ke sumur di Dukuh Pohrendeng Desa Kedungringin
Kecamatan Tujungan Kabupaten Blora.
34. Tanggal 18 – 21 September 1948: PKI menciptakan 2 (dua) Ladang
Pembantaian / Killing Fields dan 7 (tujuh) Sumur Neraka di MAGETAN untuk
membuang semua jenazah korban yang mereka siksa dan bantai:
a. Ladang Pembantaian Pabrik Gula Gorang Gareng di Desa Geni Langit.
b. Ladang Pembantaian Alas Tuwa di Desa Geni Langit.
c. Sumur Neraka Desa Dijenan Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Magetan.
d. Sumur Neraka Desa Soco I Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
e. Sumur Neraka Desa Soco II Kecamatan Bendo Kabupaten Magetan.
f. Sumur Neraka Desa Cigrok Kecamatan Kenongomulyo Kabupaten Magetan.
g. Sumur Neraka Desa Pojok Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan.
h. Sumur Neraka Desa Bogem Kecamatan Kawedanan Kabupaten Magetan
i. Sumur Neraka Desa Batokan Kecamatan Banjarejo Kabupaten Magetan.
35. Tanggal 30 September 1948: Panglima Besar Jenderal Sudirman
mengumumkan bahwa tentara Pemerintah RI berhasil merebut dan menguasai
kembali Madiun. Namun Tentara PKI yg lari dari Madiun memasuki Desa
Kresek Kecamatan Wungu Kabupaten Dungus dan membantai semua tawanan yg
terdiri dari TNI, Polisi, Pejabat Pemerintah, Tokoh Masyarakat dan
Ulama, serta Santri.
36. Tanggal 4 Oktober 1948: PKI membantai sedikitnya 212 tawanan di
ruangan bekas Laboratorium dan gudang dinamit di Tirtomulyo Kabupaten
Wonogiri – Jawa Tengah.
37. Tanggal 30 Oktober 1948: Para pimpinan Pemberontakan PKI di
Madiun ditangkap dan dihukum mati, adalah Muso, Amir Syarifuddin,
Suripno, Djokosujono, Maruto Darusman, Sajogo, dan lainnya.
38. Tanggal 31 Oktober 1948: Muso dieksekusi di Desa Niten Kecamatan
Sumorejo Kabupaten Ponorogo. Sedang MH Lukman dan Nyoto pergi ke
pengasingan di Republik Rakyat China (RRC).
39. Akhir November 1948: Seluruh pimpinan PKI Muso berhasil dibunuh
atau ditangkap, dan seluruh daerah yg semula dikuasai PKI berhasil
direbut, antara lain: Ponorogo, Magetan, Pacitan, Purwodadi, Cepu,
Blora, Pati, Kudus, dan lainnya.
40. Tanggal 19 Desember 1948: Agresi Militer Belanda II ke Yogyakarta.
41. Tahun 1949: PKI tetap tidak dilarang; sehingga tahun 1949
dilakukan rekonstruksi PKI, dan tetap tumbuh berkembang hingga tahun
1965.
42. Awal Januari 1950: Pemerintah RI dengan disaksikan puluhan ribu
masyarakat yangg datang dari berbagai daerah seperti Magetan, Madiun,
Ngawi, Ponorogo dan Trenggalek, melakukan pembongkaran 7 (tujuh) Sumur
Neraka PKI dan mengidentifikasi para korban. Di Sumur Neraka Soco I
ditemukan 108 kerangka mayat yg 68 dikenali dan 40 tidak dikenali,
sedang di Sumur Neraka Soco II ditemukan 21 kerangka mayat yg semuanya
berhasil diidentifikasi. Para korban berasal dari berbagai kalangan
Ulama dan Umara serta Tokoh Masyarakat.
43. Tahun 1950: PKI memulai kembali kegiatan penerbitan Harian Rakyat dan Bintang Merah.
44. Tanggal 6 Agustus 1951: Gerombolan Eteh dari PKI menyerbu Asrama
Brimob di Tanjung Priok dan merampas semua senjata api yang ada.
45. Tahun 1951: Dipa Nusantara Aidit memimpin PKI sebagai Partai
Nasionalis yg sepenuhnya mendukung Presiden Soekarno; sehingga disukai
Soekarno, lalu Lukman dan Nyoto pun kembali dari pengasingan untuk
membantu DN Aidit membangun kembali PKI.
46. Tahun 1955: PKI ikut Pemilu pertama di Indonesia dan berhasil masuk empat Besar setelah MASYUMI, PNI dan NU.
47. Tanggal 8 – 11 September 1957: Kongres Alim Ulama Seluruh
Indonesia di Palembang – Sumatera Selatan mengharamkan ideologi Komunis
dan mendesak Presiden Soekarno untuk mengeluarkan Dekrit Pelarangan PKI
dan semua mantel organisasinya, tapi ditolak oleh Soekarno.
48. Tahun 1958: Kedekatan Soekarno dengan PKI mendorong Kelompok Anti
PKI di Sumatera dan Sulawesi melakukan koreksi hingga melakukan
pemberontakan terhadap Soekarno. Saat itu MASYUMI dituduh terlibat;
karena Masyumi merupakan MUSUH BESAR PKI
49. Tanggal 15 Februari 1958: Para pemberontak di Sumatera dan
Sulawesi mendeklarasikan Pemerintah Revolusioner Republik Indonesia
(PRRI), namun pemberontakkan ini berhasil dikalahkan dan dipadamkan.
50. Tanggal 11 Juli 1958: DN Aidit dan Rewang mewakili PKI ikut Kongres Partai Persatuan Sosialis Jerman di Berlin.
51. Bulan Agustus 1959: TNI berusaha menggagalkan Kongres PKI, namun
kongres tersebut tetap berjalan karena ditangani sendiri oleh Presiden
Soekarno.
52. Tahun 1960: Soekarno meluncurkan slogan NASAKOM (Nasional, Agama
dan Komunis) yg didukung penuh oleh PNI, NU dan PKI. Dengan demikian PKI
kembali terlembagakan sebagai bagian dari Pemerintahan RI.
53. Tanggal 17 Agustus 1960: Atas desakan dan tekanan PKI terbit
Keputusan Presiden RI No.200 Th.1960 tertanggal 17 Agustus 1960 tentang
PEMBUBARAN MASYUMI (Majelis Syura Muslimin Indonesia) dengan dalih
tuduhan keterlibatan Masyumi dalam pemberotakan PRRI, padahal hanya
karena ANTI NASAKOM.
54. Pertengahan Tahun 1960: Departemen Luar Negeri AS melaporkan
bahwa PKI semakin kuat dengan keanggotaan mencapai 2 (dua) juta orang.
55. Bulan Maret 1962: PKI resmi masuk dalam pemerintahan Soekarno. DN
Aidit dan Nyoto diangkat oleh Soekarno sebagai Menteri Penasehat.
56. Bulan April 1962: Kongres PKI.
57. Tahun 1963: PKI memprovokasi Presiden Soekarno untuk Konfrontasi
dengan Malaysia, dan mengusulkan dibentuknya Angkatan Kelima yg terdiri
dari BURUH dan TANI untuk dipersenjatai dengan dalih ”mempersenjatai
rakyat untuk bela negara” melawan Malaysia.
58. Tanggal 10 Juli 1963: Atas desakan dan tekanan PKI terbit
Keputusan Presiden RI No.139 th.1963 tertanggal 10 Juli 1963 tentang
PEMBUBARAN GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia), lagi-lagi hanya karena
ANTI NASAKOM.
59. Tahun 1963: Atas desakan dan tekanan PKI terjadi Penangkapan
Tokoh-Tokoh Masyumi dan GPII serta Ulama Anti PKI, antara lain: KH. Buya
Hamka, KH. Yunan Helmi Nasution, KH. Isa Anshari, KH. Mukhtar Ghazali,
KH. EZ. Muttaqien, KH. Soleh Iskandar, KH. Ghazali Sahlan dan KH. Dalari
Umar.
60. Bulan Desember 1964: Chaerul Saleh Pimpinan Partai MURBA
(Musyawarah Rakyat Banyak) yg didirikan oleh mantan Pimpinan PKI, Tan
Malaka, menyatakan bahwa PKI sedang menyiapkan KUDETA.
61. Tanggal 6 Januari 1965: Atas desakan dan tekanan PKI terbit Surat
Keputusan Presiden RI No.1 / KOTI / 1965 tertanggal 6 Januari 1965
tentang PEMBEKUAN PARTAI MURBA, dengan dalih telah memfitnah PKI
62. Tanggal 13 Januari 1965: Dua sayap PKI, yaitu PR (Pemuda Rakyat)
dan BTI (Barisan Tani Indonesia) menyerang dan menyiksa peserta Training
PII (Pelajar Islam Indonesia) di Desa Kanigoro Kecamatan Kras Kabupaten
Kediri, sekaligus melecehkan pelajar wanitanya, dan juga merampas
sejumlah Mushaf Al-Qur’an dan merobek serta menginjak-injaknya.
63. Awal Tahun 1965: PKI dengan 3 juta anggota menjadi Partai Komunis
terkuat di luar Uni Soviet dan RRT. PKI memiliki banyak Ormas, antara
lain: SOBSI (Serikat Organisasi Buruh Seluruh Indonesia), Pemuda Rakjat,
Gerwani, BTI (Barisan Tani Indonesia), LEKRA (Lembaga Kebudayaan
Rakjat), dan HSI (Himpunan Sardjana Indonesia).
64. Tanggal 14 Mei 1965: Tiga sayap organisasi PKI yaitu PR, BTI, dan
GERWANI merebut perkebunan negara di Bandar Betsi, Pematang Siantar,
Sumatera Utara, dengan menangkap dan menyiksa serta membunuh Pelda
Sodjono penjaga PPN (Perusahaan Perkebunan Negara) Karet IX Bandar
Betsi.
65. Bulan Juli 1965: PKI menggelar pelatihan militer untuk 2000
anggotanya di Pangkalan Udara Halim dengan dalih ”mempersenjatai rakyat
untuk bela negara”, dan dibantu oleh unsur TNI Angkatan Udara.
66. Tanggal 21 September 1965: Atas desakan dan tekanan PKI terbit
Keputusan Presiden RI No.291 th.1965 tertanggal 21 September 1965
tentang PEMBUBARAN PARTAI MURBA, karena sangat memusuhi PKI.
67. Tanggal 30 September 1965 pagi: Ormas PKI Pemuda Rakjat dan Gerwani menggelar Demo Besar di Jakarta.
68. Tanggal 30 September 1965 malam: Terjadi Gerakan G30S / PKI atau disebut juga GESTAPU (Gerakan September Tiga Puluh):
a. PKI menculik dan membunuh 6 (enam) Jenderal Senior TNI AD di
Jakarta dan membuang mayatnya ke dalam sumur di LUBANG BUAYA – Halim,
mereka adalah : Jenderal Ahmad Yani, Letjen R.Suprapto, Letjen MT
Haryono, Letjen S. Parman, Mayjen Panjaitan, dan Mayjen Sutoyo
Siswomiharjo.
b. PKI juga menculik dan membunuh Kapten Pierre Tendean karena dikira Jenderal Abdul Haris Nasution.
c. PKI pun membunuh AIP KS Tubun seorang Ajun Inspektur Polisi yang
sedang bertugas menjaga rumah kediaman Wakil PM Dr. J. Leimena yang
bersebelahan dengan rumah Jenderal AH Nasution.
d. PKI juga menembak putri bungsu Jenderal AH Nasution yang baru
berusia 5 (lima) tahun, Ade Irma Suryani Nasution, yg berusaha menjadi
perisai ayahandanya dari tembakan PKI, kemudian ia terluka tembak dan
akhirnya wafat pada tanggal 6 Oktober 1965.
e. G30S / PKI dipimpin oleh Letnan Kolonel Untung yg membentuk tiga
kelompok gugus tugas penculikan, yaitu: Pasukan Pasopati dipimpin Lettu
Dul Arief, dan Pasukan Pringgondani dipimpin Mayor Udara Sujono, serta
Pasukan Bima Sakti dipimpin Kapten Suradi.
f. Selain Letkol Untung dan kawan-kawan, PKI didukung oleh sejumlah
perwira ABRI / TNI dari berbagai angkatan, antara lain: - Angkatan
Darat: Mayjen TNI Pranoto Reksosamudro, Brigjen TNI Soepardjo, dan
Kolonel Infantri A. Latief - Angkatan Laut: Mayor KKO Pramuko Sudarno,
Letkol Laut Ranu Sunardi, dan Komodor Laut Soenardi - Angakatan Udara:
Men / Pangau Laksdya Udara Omar Dhani, Letkol Udara Heru Atmodjo, dan
Mayor Udara Sujono - Kepolisian: Brigjen Pol. Soetarto, Kombes Pol. Imam
Supoyo dan AKBP Anwas Tanuamidjaja.
69. Tanggal 1 Oktober 1965: PKI di Yogyakarta juga membunuh Brigjen
Katamso Darmokusumo dan Kolonel Sugiono. Lalu di Jakarta PKI mengumumkan
terbentuknya DEWAN REVOLUSI baru yg telah mengambil alih kekuasaan.
70. Tanggal 2 Oktober 1965: Soeharto mnegambil alih kepemimpinan TNI
dan menyatakan Kudeta PKI gagal, dan mengirim TNI AD menyerbu dan
merebut pangkalan udara Halim dari PKI.
71. Tanggal 6 Oktober 1965: Soekarno menggelar Pertemuan Kabinet dan
Menteri PKI ikut hadir serta berusaha melegalkan G30S, tapi ditolak,
bahkan terbit Resolusi Kecaman terhadap G30S, lalu usai rapat Nyoto pun
langsung ditangkap.
72. Tanggal 13 Oktober 1965: Ormas Anshor NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di seluruh Jawa.
73. Tanggal 18 Oktober 1965: PKI menyamar sebagai Anshor Desa
Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang
Anshor Kecamatan Muncar untuk pengajian. Saat Pemuda Anshor Muncar
datang, mereka disambut oleh Gerwani yg menyamar sebagai Fatayat NU,
lalu mereka diracuni, setelah keracunan mereka dibantai oleh PKI dan
jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa / Kecamatan
Cluring Kabupaten Banyuwangi. Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda
Anshor yg dibantai, dan ada beberapa pemuda yg selamat dan melarikan
diri, sehingga menjadi saksi mata peristiwa. Peristiwa tragis itu
disebut Tragedi Cemetuk, dan kini oleh masyarakat secara swadaya
dibangun Monumen Pancasila Jaya.
74. Tanggal 19 Oktober 1965: Anshor NU dan PKI mulai bentrok di berbagai daerah di Jawa.
75. Tanggal 11 November 1965: PNI dan PKI bentrok di Bali.
76. Tanggal 22 November 1965: DN Aidit ditangkap dan diadili serta
dihukum mati. 77. Bulan Desember 1965: Aceh dinyatakan telah bersih dari
PKI.
78. Tanggal 13 Februari 1966: Bung Karno masih tetap membela PKI,
bahkan secara terbuka di dalam pidatonya di muka Front Nasional di
Senayan mengatakan, ”Di Indonesia ini tidak ada partai yang
pengorbanannya terhadap Nusa dan Bangsa sebesar PKI…”
79. Tanggal 11 Maret 1966: Terbit Surat Perintah Sebelas Maret
(Supersemar) dari Presiden Soekarno yg memberi wewenang penuh kepada
Soeharto untuk mengambil langkah pengamanan Negara RI.
80. Tanggal 12 Maret 1966: Soeharto melarang secara resmi PKI.
81. Bulan April 1966: Soeharto melarang Serikat Buruh pro PKI yaitu SOBSI.
82. Tanggal 5 Juli 1966: Terbit TAP MPRS No.XXV th.1966 yang
ditanda-tangani Ketua MPRS RI Jenderal TNI AH Nasution tentang
Pembubaran PKI dan Pelarangan penyebaran paham Komunisme, Marxisme, dan
Leninisme.
83. Bulan Desember 1966: Sudisman mencoba menggantikan Aidit dan
Nyoto untuk membangun kembali PKI, tapi ditangkap dan dijatuhi hukuman
mati pada tahun 1967.
84. Tahun 1967: Sejumlah kader PKI seperti Rewang, Oloan Hutapea, dan
Ruslan Widjajasastra, bersembunyi di wilayah terpencil di selatan
Blitar bersama kaum Tani PKI.
85. Bulan Maret 1968: Kaum Tani PKI di selatan Blitar menyerang para
pemimpin dan kader NU, sehingga 60 (enam puluh) orang NU tewas dibunuh.
86. Pertengahan 1968: TNI menyerang Blitar dan menghancurkan persembunyian terakhir PKI.
87. Dari tahun 1968 s/d 1998: Sepanjang Orde Baru secara resmi PKI
dan seluruh mantel organisasinya dilarang di seluruh Indonesia dengan
dasar TAP MPRS No.XXV th.1966.
88. Dari tahun 1998 s/d 2015: Pasca Reformasi 1998 pimpinan dan
anggota PKI yg dibebaskan dari penjara, beserta keluarga dan
simpatisannya yg masih mengusung IDEOLOGI KOMUNIS, justru menjadi pihak
paling diuntungkan, sehingga kini mereka merajalela melakukan aneka
gerakan pemutarbalikan fakta sejarah dan memposisikan PKI sebagai
PAHLAWAN.
Semoga kita semua Waspada terhadap kebangkitan PKI.
Aamiin. Mohon bantu share
sumber : Voice Of Al Islam